PURADELTA Lestari Tbk (DMAS), pengembang kawasan Kota Deltamas, mencatat prapenjualan Rp580 miliar sepanjang semester pertama 2025, hanya 32 persen dari target tahun penuh.
Angka ini langsung mengundang perhatian pelaku pasar karena muncul di tengah tekanan global, terutama efek konflik geopolitik dan kebijakan dagang AS yang tidak menentu.
Sejumlah analis menyebut DMAS sebagai emiten dengan sensitivitas tinggi terhadap arus modal asing, terlebih pada sektor industri dan teknologi.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Investor asing saat ini wait and see, tapi permintaan lahan dari sektor data center tetap tumbuh kuat,” ujar Tondy Suwanto, Direktur sekaligus Sekretaris Perusahaan Puradelta Lestari, kepada wartawan, Senin (28/7/2025).
Katalis jangka pendek yang berpotensi mendongkrak harga saham adalah pembukaan akses tol Japek II KM 31 yang akan menghubungkan langsung Deltamas dengan Jakarta-Cikampek.
Analis juga mencermati adanya rencana ekspansi silent partner asal Singapura, yang kabarnya ingin mengakuisisi sebagian lahan industri tambahan milik DMAS melalui skema build-to-suit data center.
Baca Juga:
CSA Index September 2025 Turun Tajam ke 65,4, Pasar Waspada
Rahasia Sukses Undang Jurnalis Ekonomi untuk Liputan Acara Perusahaan
Korporasi dalam Kasus ASABRI Segera Disidang, Publik Tunggu Putusan Hakim
Meski belum diumumkan resmi, rumor ini beredar sejak pertengahan Juli dan membuat saham DMAS sempat naik 5 persen dalam sehari.
Fokus ke Industri Masa Depan: Data Center dan Green Infrastructure
Dalam 6 bulan pertama 2025, DMAS menjual sekitar 18 hektare lahan industri, mayoritas diserap sektor data center dan FMCG, dengan kontribusi 69 persen dari total prapenjualan.
Yang menarik, saat ini masih ada permintaan lahan mengantre sekitar 75 hektare, dengan lebih dari 50 persen berasal dari sektor data center.
“Permintaan dari pemain global data center masih tinggi karena lokasi kami strategis dan infrastruktur mendukung,” lanjut Tondy.
Baca Juga:
Komunikasi Visual Perusahaan Bertransformasi Lewat Galeri Foto Pers
Analisis: Keterlambatan Laporan Keuangan Picu Asimetri Informasi di Pasar
OJK Dorong Perusahaan Efek Bangun Sistem Manajemen Risiko yang Lebih Kuat
Sebagai bentuk komitmen, DMAS telah mengoperasikan Security, Fire, and Command Center, serta fasilitas Water Treatment Plant (WTP) Recycle untuk mendukung program Zero Run Off Water Discharge.
DMAS juga mengadopsi prinsip keberlanjutan dengan pemasangan panel surya untuk penerangan jalan, aspal dari limbah plastik HDPE, dan kendaraan listrik sebagai transportasi operasional.
Upaya ini mendukung target Net Zero Emission 2060 dan menjadi daya tarik tersendiri bagi tenant asing yang mengedepankan ESG.
Profil Bisnis DMAS, dan Jejak Kinerjanya
Puradelta Lestari Tbk (kode saham: DMAS) merupakan perusahaan pengembang kawasan industri, komersial, dan residensial terpadu, Kota Deltamas.
Didirikan pada 12 November 1993, emiten ini merupakan joint venture antara PT Sumber Arusmulia (Sinarmas Land Group) dan Sojitz Corporation asal Jepang.
Saham DMAS resmi melantai di Bursa Efek Indonesia sejak 29 Mei 2015.
Baca Juga:
CWLS SWR006 Dan Sukuk Ritel, Investasi Syariah Bernilai Ganda
Investigasi: Dampak Nyata Corporate Action Terhadap Nilai Saham
Bursa Efek Indonesia Catat Kapitalisasi Tertinggi Sepanjang Sejarah
Bidang usaha utama DMAS adalah penjualan lahan industri, pembangunan kawasan perumahan, dan penyewaan properti komersial.
Per 31 Desember 2024, total aset DMAS mencapai Rp7,8 triliun dengan ekuitas Rp6,4 triliun.
Laba bersih 2024 tercatat Rp823 miliar, tumbuh 12,5 persen YoY dengan margin laba bersih impresif di atas 45 persen, tertinggi di sektor properti industri.
Rasio utang sangat rendah dengan DER (Debt to Equity Ratio) hanya 0,05x, menjadikan DMAS salah satu emiten properti paling konservatif di BEI.
Peta Persaingan Kawasan Industri: DMAS Vs Jababeka & Surya Semesta
Industri kawasan industri nasional saat ini didominasi oleh tiga pemain besar: Jababeka (KIJA), Surya Semesta Internusa (SSIA), dan Puradelta Lestari (DMAS).
DMAS unggul dalam margin laba dan posisi kas dibanding dua pesaingnya, terutama karena fokus mereka pada kawasan industri high-end dan sektor digital seperti data center.
Sementara Jababeka masih berkutat dengan utang besar dan proyek pariwisata di Tanjung Lesung, SSIA agresif mengejar proyek Subang Smartpolitan namun belum membukukan profit signifikan.
Pangsa pasar lahan industri DMAS per 2024 diperkirakan 18 persen dari total lahan industri terserap di Jabodetabek, menurut data Colliers Indonesia.
Strategi DMAS ke depan adalah tetap fokus pada tenant teknologi, logistik, dan fast moving consumer goods (FMCG), sambil mengembangkan segmen residensial dan komersial secara selektif.
15 Pemegang Saham Terbesar DMAS dan Proyeksi Masa Depan Emiten
Berikut daftar 15 pemegang saham terbesar per 30 Juni 2025, berdasarkan data KSEI dan laporan tahunan perusahaan:
1. PT Sumber Arusmulia (Sinarmas Land) – 57,28%
2. Sojitz Corporation (Jepang) – 25,00%
3. Public (Investor Publik di BEI) – 17,72%
4. BPJS Ketenagakerjaan – 3,20%
5. Schroders Indonesia – 2,65%
6. BlackRock Singapore Ltd – 2,01%
7. Citibank Singapore Custodian – 1,45%
8. Nikko Asset Management – 1,22%
9. UOB Kay Hian – 0,98%
10. PT Taspen (Persero) – 0,84%
11. Dana Pensiun BRI – 0,73%
12. Avrist Asset Management – 0,70%
13. Dimensional Fund Advisors – 0,65%
14. Nomura Asset Management – 0,57%
15. PT Bahana TCW Investment – 0,48%.***
Sempatkan untuk membaca berbagai berita dan informasi seputar ekonomi dan bisnis lainnya di media Infoemiten.com dan Panganpost.com.
Simak juga berita dan informasi terkini mengenai politik, hukum, dan nasional melalui media Infoseru.com dan Poinnews.com.
Informasi nasional dari pers daerah dapat dimonitor langsumg dari portal berita Jatengraya.com dan Hallobandung.com.
Untuk mengikuti perkembangan berita nasional, bisinis dan internasional dalam bahasa Inggris, silahkan simak portal berita Indo24hours.com dan 01post.com.
Pastikan juga download aplikasi Hallo.id di Playstore (Android) dan Appstore (iphone), untuk mendapatkan aneka artikel yang menarik. Media Hallo.id dapat diakses melalui Google News. Terima kasih.
Kami juga melayani Jasa Siaran Pers atau publikasi press release di lebih dari 175an media, silahkan klik Persrilis.com
Sedangkan untuk publikasi press release serentak di media mainstream (media arus utama) atau Tier Pertama, silahkan klik Publikasi Media Mainstream.
Indonesia Media Circle (IMC) juga melayani kebutuhan untuk bulk order publications (ribuan link publikasi press release) untuk manajemen reputasi: kampanye, pemulihan nama baik, atau kepentingan lainnya.
Untuk informasi, dapat menghubungi WhatsApp Center Pusat Siaran Pers Indonesia (PSPI): 085315557788, 087815557788.
Dapatkan beragam berita dan informasi terkini dari berbagai portal berita melalui saluran WhatsApp Sapulangit Media Center