EMITEN TV – Calon presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto menegaskan bahwa sebuah negara tidak mungkin mencapai kemakmuran jika rakyatnya tidak bahagia dan sejahtera.
“Kita tidak mungkin mencapai kemakmuran kalau rakyat tidak bahagia dan sejahtera.”
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Tidak ada rakyat yang bahagia dan sejahtera tanpa pemerintah yang bersih dan adil,” ungkap Prabowo.
Prabowo menyampaikan hal itu saat menghadiri Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) III Majelis UIama Indonesia (MUI) di Hotel Mercure Ancol, Jakarta, Sabtu (2/12/2023) malam.
Lebih lanjut Prabowo mengutip satu ajaran yang seharusnya menjadi pedoman dan pelajaran bagi para pemimpin.
Ajaran itu, kata Prabowo, berasal dari Imperium Ottoman.
Baca Juga:
CSA Index September 2025 Turun Tajam ke 65,4, Pasar Waspada
Rahasia Sukses Undang Jurnalis Ekonomi untuk Liputan Acara Perusahaan
Korporasi dalam Kasus ASABRI Segera Disidang, Publik Tunggu Putusan Hakim
Di Imperium itu terdapat sebuah akademi yang diperuntukkan bagi para calon Gubernur, yang dalam hal ini disebut Prabowo sebagai calon pemimpin.
Di akademi itulah mereka diajarkan satu pelajaran dan filosofi penting mengenai kepemimpinan.
“Tidak ada negara tanpa tentara yang kuat. Tidak ada tentara yang kuat tanpa uang.”
“Tidak ada uang tanpa kemakmuran. Tidak ada kemakmuran tanpa rakyat yang bahagia dan sejahtera,” jelasnya.
Baca Juga:
Komunikasi Visual Perusahaan Bertransformasi Lewat Galeri Foto Pers
Analisis: Keterlambatan Laporan Keuangan Picu Asimetri Informasi di Pasar
OJK Dorong Perusahaan Efek Bangun Sistem Manajemen Risiko yang Lebih Kuat
Untuk itu, Prabowo mengingatkan kepada para calon pemimpin bangsa Indonesia agar memimpin negeri ini dengan adil untuk bisa mencapai kesejahteraan dan kemakmuran.
“Siapa pun yang mau maju, siapa pun yang mau menawarkan diri dan minta mandat kepada rakyat Indonesia.”
“Marilah kita membangun negara yang adil, rakyatnya bahagia, kita bisa mencapai kemakmuran,” ungkapnya.
“Dengan kemakmuran, kita kuat. Dengan kita kuat, kita tidak bisa diinjak-injak, ditindas oleh kekuatan-kekuatan lain”.
“Karena yang lemah pasti diinjak-injak. Yang lemah, pasti dilindas, ini hukum peradaban manusia,” pungkas Prabowo.***











