JAKARTA – Nama Ray Dalio kembali menghiasi tajuk media ekonomi, bukan karena analisanya soal resesi global, melainkan soal Danantara.
Pada Maret 2025, Danantara — Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara — mengumumkan nama Ray Dalio sebagai anggota dewan penasihat.
Pengumuman tersebut sempat menimbulkan euforia positif karena Dalio dikenal luas sebagai tokoh investasi dunia.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Sebagai pendiri hedge fund terbesar Bridgewater Associates, kehadirannya diyakini dapat meningkatkan kredibilitas Danantara di mata investor global.
Media Bloomberg Sebut Dalio Mundur, Danantara Keluarkan Bantahan
Namun pada Mei 2025, Bloomberg menerbitkan laporan eksklusif yang menyebut Dalio membatalkan keterlibatannya di Danantara.
Laporan itu mengutip sumber anonim yang menyebut keputusan Dalio bersifat pribadi dan tidak dijelaskan lebih lanjut.
Sayangnya, pihak Bridgewater Associates maupun juru bicara Dalio menolak memberikan konfirmasi maupun bantahan.
Kondisi ini makin memicu spekulasi publik, terutama di tengah meningkatnya sorotan terhadap transparansi Danantara.
CEO Rosan Roeslani: Ray Dalio Masih Jadi Bagian dari Tim Kami
Merespons kabar tersebut, CEO Danantara Rosan Roeslani memberikan pernyataan langsung kepada media nasional dan internasional.
“Tidak benar bahwa Pak Ray Dalio mundur, komunikasi kami masih berlangsung baik hingga saat ini,” ujarnya.
Baca Juga:
Raja Ampat Dibongkar: Saat Tambang Nikel Diizinkan Masuk Kawasan Paling Kaya Hayati di Dunia
Sektor Komoditas Dorong Skor Tinggi CSA Index Juni 2025 di Tengah Ketidakpastian
Rosan juga menyebut bahwa ia baru melakukan pertemuan virtual dengan tim Ray Dalio, termasuk anaknya, Mark Dalio.
“Kami sangat menghormati kontribusinya, dan sejauh ini, ia masih bagian dari penasihat Danantara,” lanjut Rosan.
Juru Bicara Ray Dalio Enggan Komentar, Meningkatkan Ambiguitas Publik
Di sisi lain, keengganan pihak Dalio untuk memberikan komentar resmi justru memantik lebih banyak spekulasi.
Wartawan Bloomberg, CNBC, dan beberapa media Asia menyoroti ketidaksesuaian antara laporan media dan pernyataan resmi Danantara.
Hingga Jumat (30/05/2025), belum ada klarifikasi langsung dari Dalio, baik melalui pernyataan publik maupun media sosial pribadinya.
Diamnya Ray Dalio dianggap tidak biasa, mengingat ia dikenal terbuka dalam berbagai isu investasi strategis.
Riwayat Ray Dalio: Investor Global yang Diincar Banyak Negara
Ray Dalio mendirikan Bridgewater Associates pada 1975, menjadikannya hedge fund terbesar di dunia.
Pada 2017, Dalio mundur sebagai CEO, dan pada 2022, ia resmi menyerahkan kendali penuh perusahaan kepada generasi penerus.
Namun, Dalio tetap aktif sebagai penasihat dan pemikir strategis dalam dunia investasi global, termasuk untuk negara-negara berkembang.
Kehadirannya di berbagai forum ekonomi global selalu menarik perhatian dan mempengaruhi arah kebijakan investasi negara.
Potensi dan Posisi Strategis Danantara di Mata Investor Dunia
Danantara dibentuk oleh pemerintah Indonesia untuk mengelola dan mengoptimalkan dana investasi strategis nasional.
Dengan struktur mirip lembaga sovereign wealth fund, Danantara bertugas menarik investor global ke sektor-sektor prioritas Indonesia.
Nama besar seperti Ray Dalio dinilai dapat mempercepat pencapaian target investasi asing langsung (FDI) pemerintah.
Maka itu, kejelasan status Dalio menjadi penting bagi reputasi dan kredibilitas internasional Danantara.
Transparansi, Reputasi, dan Urgensi Kejelasan Status Ray Dalio
Dalam konteks tata kelola investasi negara, isu transparansi menjadi kunci utama yang menentukan kredibilitas lembaga seperti Danantara.
Spekulasi soal Dalio bisa menjadi bola liar bila tidak segera dijawab dengan pernyataan resmi yang kredibel dan terbuka.
Jika benar Dalio mundur, maka publik berhak mengetahui alasannya, terlebih posisi tersebut menyangkut uang negara dan persepsi investor.
Namun, bila Dalio masih terlibat, maka Danantara perlu menunjukkan bukti partisipasi aktif seperti agenda atau kontribusinya terkini.
Ketiadaan konfirmasi dari pihak Dalio bisa menurunkan kredibilitas, baik di mata investor asing maupun publik nasional.
Solusinya, perlu ada press release gabungan dari Danantara dan Ray Dalio yang mengakhiri spekulasi secara tuntas.
Call to action untuk pemerintah Indonesia adalah memperkuat standar komunikasi publik lembaga strategis seperti Danantara.
Kepastian dan konsistensi narasi sangat dibutuhkan agar lembaga ini tidak terjebak dalam pusaran rumor yang kontraproduktif. ***
Kami juga melayani Jasa Siaran Pers atau publikasi press release di lebih dari 175an media, silahkan klik Persrilis.com
Sedangkan untuk publikasi press release serentak di media mainstream (media arus utama) atau Tier Pertama, silahkan klik Publikasi Media Mainstream.
Indonesia Media Circle (IMC) juga melayani kebutuhan untuk bulk order publications (ribuan link publikasi press release) untuk manajemen reputasi: kampanye, pemulihan nama baik, atau kepentingan lainnya.
Untuk informasi, dapat menghubungi WhatsApp Center Pusat Siaran Pers Indonesia (PSPI): 085315557788, 087815557788.
Pastikan juga download aplikasi Hallo.id di Playstore (Android) dan Appstore (iphone), untuk mendapatkan aneka artikel yang menarik. Media Hallo.id dapat diakses melalui Google News. Terima kasih.
Sempatkan untuk membaca berbagai berita dan informasi seputar ekonomi dan bisnis lainnya di media Infobumn.com dan Bisnisnews.com.
Simak juga berita dan informasi terkini mengenai politik, hukum, dan nasional melalui media Adilmakmur.co.id dan Hallokampus.com.
Informasi nasional dari pers daerah dapat dimonitor langsumg dari portal berita Nusraraya.com dan Jakartaoke.com.
Untuk mengikuti perkembangan b-erita nasional, bisinis dan internasional dalam bahasa Inggris, silahkan simak portal berita Indo24hours.com.
Dapatkan beragam berita dan informasi terkini dari berbagai portal berita melalui saluran WhatsApp Sapulangit Media Center